I PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilate hasil proses ini ke bagian-bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Crafts et al : 1949; Dwidjoseputro, 1984).
Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses-proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya (Craft et al, 1949; Kramer, 1969).
Menurut Clogh dan Milthorpe (1975), pengaruh kekurangan air pada tanaman
tembakau dapat dijelaskan yaitu sejak bermulanya pembentukan daun, luas daun dan
jumlahnya maupun terhadap perkembangan luas sel-sel palisade pada daun-daun yang sedang mulai berkembang tersusun atas 5 (lima) lembar per tanaman sampai dengan periode pertumbuhan. Selanjutnya, bahwa laju pembentukan daun pada tanaman yang kebutuhan airnya terpenuhi adalah konstan setiap saat bila dibandingkan dengan yang mengalami kekurangan air proses reduksinya sangat cepat.
II KETERKAITAN AIR TANAH DAN TANAMAN
A. PERANAN AIR DALAM TANAMAN
Dalam fisiologi tumbuhan air merupakan hal yang sangat penting, peranan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu :
1. Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah (Kramer dan Kozlowsksi, 1960).
2. Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.
3. Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia (Kramer dan Kozlowski, 1960).
4. Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor.
5. Sebagai pendorong pross respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan.
6. Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.
B. STATUS AIR DALAM TANAH
Untuk mencukupi kebutuhannya, tanaman mengambil air dari tanah, tetapi tidak semua air yang berada dalam tanah dapat digunakan oleh tanaman. Air tanah dapat diklasifikasikan menjadi, air higrooskopis, air kapiler dan air gravitasi. Dari ketiga klasifikasi tersebut, air kapiler dan air gravitasi ini digunakan oleh tanaman dalam kehidupannya pada batas tertentu saja (Dwidjoseputro, 1984). Batas tersebut adalah batas atas sering disebut kapasitas lapang (field capacity) dan batas bawah disebut persentase kelayuan tetap (permanent wilting percentage) (Williame, 1970).
C. STATUS AIR DALAM TANAMAN
Air di dalam tubuh tanaman terdapat disemua sel dan jaringan yang kadarnya berbeda-beda tergantung pada jenis sel, jenis jaringan dan jenis tumbuhan. Yang
penting yaitu bukan banyaknya air di dalam tubuh tanaman, tetapi status keseimbangan antara penyerapan dan penguapan, dan berapa air itu ada dalam phase-phase pertumbuhan (Crafts et al, 1949). Kehilangan air oleh sebab penguapan sangat ditentukan oleh factor lingkungan di sekitar daun dan phase pertumbuhan tanaman.
Pengaruh terhadap status air dalam tanaman yang diserap dari tanah dan transpirasi yang terjadi pada daun, sebagai berikut :
1. Absorbsi > transpirasi : status air dalam tanaman baik dan tanaman segar.
2. Absorbsi = transpirasi : status aair terletak pada batas dimana tanaman
berada dalam keadaan permulaan layu.
3. Absorbsi < transpirasi : status air dalam tanaman tidak baik, tanaman berada
dalam keadaan layu.
III PENGARUH KEKURANGAN AIR TERHADAP TANAMAN TEMBAKAU
Kebutuhan air untuk tanaman tembakau yang tumbuh di lapang didasrkan atas 3 phase (Goldeworthy dan Fisher,1984), yaitu :
1. Phase pertama, air dibutuhkan pada umur 2-3 minggu setelah tanam dalam volume rendah.
2. Phase kedua atau phase dewasa, air yang dibutuhkan dapat dari air hujan atau air irigasi.
3. Phase ketiga atau phase pemasakan, kebutuhan terhadap air sudah berkurang.
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses tranepirasi ini cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginyha, maka tanaman tersebut akan mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai persentase kelayuan tetap. Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisis (Dwidjoseputro, 1984).
Pembelahan sel mengalami penurunan sangat cepat walaupun tingkat kekurangan air yang rendah, tetapi terhadap kepekaan pembentangannya berkurang, meskipun pengaruh terhadap hal tersebut setelah daun tembakau pada tingkat perkembangan. Tso 1972 Tanaman membutuhkan cukup air untuk mempertahankan turgor dan perluasan daun. Turgor adalah penentu utama pertumbuhan, perluasan daun dan berbagai aspek metabolisme tanaman. Penutupan dan pembukaan stomata banyak dikendalikan oleh tersedianya air.
Tanaman yang cukup air, stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin kelancaran pertukaran gas-gas di daun termasuk CO2 yang berguna dalam
aktivitas fotosisntesis, aktivitas yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan pertumbuhan tanaman (Bayer, 1976).
Kemampuan tanaman tembakau untuk mempertahankan kandungan air yang cukup, pada daun dibagian bawah menentukan kecilnya jumlah daun yang menjadi kering (krosok). Pada tanah tegalan yang relative kering pemberian air yang lebih sedikit mendorong pertumbuhan akar yang lebih dalam sehingga mampu menjangkau tanah yanh lebih luas. Pada keadaan yang demikian tanaman akan mampu mengekstrak air dari volume tanah yang lebih dalam dan luas, sehingga mampu menyediaan air lebih banyak untuk mendukung daun-daun dibagian bawah tidak cepat kering.
Tanaman tembakau yang mendpatkan air lebih dapat mengembangkan luas daun yang lebih besar. Penghentian pemberian air pada umur 60 hari yaitu pada saat keadaan cuaca sangat kering dan panas dimana panen daun tembakau dilakukan pada
umur 71 hari mengakibatkan evapotranspirsi yang tinggi pada keadaan demikian tanaman kurang mampu mempertahankan daun dibagian bawah sehingga daun mongering.
Kualitas daun tembakau meningkat dengan makin meningkatnya pemberian air. Namun secara tepat sebetulnya belum diketahui kebutuhan air untuk tembakau agar menghasilkan kualitas sesuai dengan selara pabrik rokok. Mislanya PR Gudang Garam dan PR Djarum lebih menyenangi tembakau yang dihasilkan dari tanah yang relative kering.
Dengan bergesernya selera konsumen akhir-akhir ini menghendaki rokok yang ringan maka mendorong pabrik rokok mencari tembakau yang lebih cerah, walaupun aromanya kurang kuat. Keadaan ini dapat dicapai dengan pemberian air yang cukup.
Kekurangan air secara terus menerus akan menghambat perkembangan daun yang dipanen, sehingga berpengaruh terhadap hasil dan kualitas. Ketebalan, tektur dan elastisitas daun mempunyai nilai rendah, karena perkembangan sel per unit luas daun terbatas, serta komposisis secara kimiawi juga rendah, yaitu perbandingan kandungan gula dengan niogren dan gula dengan nicotine rendah (Goldworthy dan Fisher, 1984).
Jadi perubahan komposisi secara kimiawi dalam daun itu dipengaruhi oleh perbedaan terhadp jumlah air yang diberikan juga tergantung secara langsung terhadap penyerapan nitrogen. Karena kualitas daun tembakau di pasaran sangat ditentukan oleh hasil metabolisme nitrogen dan karbohidrat, serta kandungan nicotin sangat dipengaruhi oleh penyediaan air.
PENUTUP
Akibat kekurangan air terhadap perkembangan daun tanaman dapat menyebabkan :
1. Perkembangan daun tembakau akan terhambat apabila kandungan airnya di bawah tetapan normal.
2. Pengaruh terhadap kekurangan air lebih senssitif pada daun yang tua dibandingkan daun muda, serta mempercepat ke menjadi tua daun (senescence).
Untuk mendapatkan batasan akan kebutuhan air yang sesuai guna pertumbuhan daun yang optimal dan kualitas yang baik perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar