Darwin Harahap dan Ali Jamil
Balai Pengakjian Teknologi Pertanian Sumatera Utara
ABSTRAK
Respon tanaman padi terhadap pemupukan fosfat pada lahan sawah di Desa Rawang Pasar-V, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 2002. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dan ulangan 4 kali. Sebagai perlakuan adalah tingkat dosis pupuk fosfat yang terdiri dari: P0 = 0 kg SP-36/ha, P1 = 25 kg SP-36/ha, P2 = 50 kg SP-36/ha, P3 = 75 kg SP-36/ha, P4 = 100 kg SP-36/ha. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk SP-36 sebanyak 75 kg/ha memberikan produksi tertinggi (6,72 ton/ha). Rekomendasi pemupukan fosfat (SP-36) untuk Desa Rawang Pasar-V, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan adalah 75 kg SP-36/ha.
Kata kunci: fosfat, padi, lahan sawah irigasi.
PENDAHULUAN
Rekomendasi pemupukan adalah suatu rancangan yang meliputi jenis pupuk, dosis pupuk, cara pemupukan dan waktu pemupukan untuk suatu tanaman yang diharapkan dari suatu rekomendasi pemupukan adalah tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu. Metode pendekatan bisa berupa metode uji tanah, analisis tanaman maupun dengan metode pemupukan (Tim Uji Tanah, 1999).
Rekomendasi pupuk yang berlaku di tingkat nasional sampai saat ini masih bersifat umum, statis dan tidak efisien sehingga 20-30 tahun di daerah intensifikasi lahan sawah dilaporkan adanya ketidak seimbangan hara dalam tanah yang khususnya diakibatkan oleh fosfat (Hanson, 1994). Berdasarkan hasil penelitian Puslittanak menunjukkan bahwa sebagian besar lahan sawah intensifikasi di Jawa, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok sudah tidak respon terhadap pemupukan P dan K (Setyorini, dkk., 1995).
Sampai saat ini rekomendasi pemupukan P dan K untuk padi sawah khususnya di Sumatera Utara masih bersifat umum yaitu berkisar 100-150 kg/ha SP-36/ha/musim dan 100 kg KCl/ha/musim. Penentuan rekomendasi tersebut dilakukan tanpa mempertimbangkan kandungan hara P dan K dalam tanah dan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga kurang efisien. Oleh karena itu perlu diketahui berapa kandungan hara lahan sawah agar penentuan dosis pupuk lebih akurat.
Areal persawahan di Kabupaten Asahan seluas 52.402 Ha berdasarkan uji status P tanah diketahui bahwa yang berstatus P rendah seluas 19.150 ha (37%), bersatus P sedang 22.123 ha (42%), dan berstatus P tinggi 11.129 ha (21%) (Harahap, D., dkk., 2002).
Lokasi percobaan di Desa Rawang Pasar-V, Kecamatan Meranti, berdasarkan peta P dan K mempunyai status P sedang dengan kadar P-ekstrak HCl 25% (24,6-34,2 mg/100 g).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rekomendasi pemupukan P spesifik lokasi di Desa Rawang Pasar-V, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di Desa Rawang Pasar-V, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan. Dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2002, menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Sebagai perlakuan adalah lima dosis pupuk fosfat yang terdiri dari: P0 = 0 kg SP-36/ha, P1 = 25 kg SP-36/ha, P2 = 50 kg SP-36/ha, P3 = 75 kg SP-36/ha, P4 = 100 kg SP-36/ha.
Sebagai pupuk dasar diberikan Urea 200 kg/ha, KCl 100 kg/ha, dan pupuk kandang sapi 3 ton/ha. Luas petak-petak percobaan adalah 4 x 6 m, menggunakan sistem tanam tegel, dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Varietas padi yang digunakan adalah Ciherang. Untuk setiap petak-petak percobaan dibuat tersendiri saluran air masuk dan air keluar, sehingga pengaruh perembesan pupuk yang terlarut dalam air irigasi dapat dihindari. Bibit dipindahkan pada umur 15 hari dari persemaian. Pengendalian hama dan penyakit serta gulma dilakukan secara optimal dan bersifat preventif.
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan diikuti dengan uji lanjutan menggunakan DMRT pada taraf 5%, untuk melihat perbedaan antar perlakuan (Steel and Torrie, 1993).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Tanah
Data analisis tanah sebelum dilakukan percobaan menunjukkan bahwa derajat kemasaman tanah (pH 5,42), tekstur tanah lempung berliat, dengan kandungan P-total dan K-total tergolong sedang [P (HCl 25%) = 31,6 mg/100 g dan K (HCl 25%) = 12,9 mg/100 g). Sedangkan Ca, Mg dan S tergolong sedang (Lampiran 1). Lokasi Desa Rawang Pasar-V merupakan wilayah Supra-Insus sejak tahun 1986 atau telah mengalami tanam padi sawah lebih dari 20 musim tanam dengan menggunakan takaran pupuk rekomendasi nasional yaitu 250 kg Urea, 50 kg ZA, 100 kg TSP, dan 100 kg KCl.
Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan Maksimum dan Jumlah Anakan Produktif
Hasil analisa statistik terhadap tinggi tanaman, tidak terdapat pengaruh dari pemberian pupuk fosfat. Pemberian pupuk fosfat berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan maksimum. Jumlah anakan maksimum terbanyak dihasilkan pada pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 90 kg/ha (13,68) dan terendah pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 100 kg/ha (12,0)
Tabel 1. Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan Maksimum/Rumpun, Jumlah Anakan Produktif/Rumpun Padi di Desa Rawang Pasar-V, Kabupaten Asahan.
Perlakuan (kg SP-36/ha) Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan/ rumpun (batang) Jumlah anakan produktif/rumpun (batang)
Po = 0 103,95 a 12,18 a 9,14 a
P1 = 25 106,33 a 13,14 b 10,48 b
P2 = 50 106,03 a 13,08 b 10,56 b
P3 = 75 105,30 a 13,15 a 10,32 b
P4 = 100 104,82 a 12,0 a 9,24 a
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf dengan uji DMRT 5%
Dari hasil di atas terlihat bahwa peningkatan dosis pemberian pupuk fosfat pada tanaman padi sampai dengan takaran 50 kg SP-36/ha, adanya kecendrungan peningkatan jumlah anakan sampai batas optimum, sedangkan pemberian pupuk fosfat lebih dari 50 kg SP-36/ha, cenderung terjadi penurunan jumlah anakan.
Pemupukan fosfat memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah anakan produktif (Tabel 1). Jumlah anakan produktif tertinggi diperoleh pada pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 50 kg/ha (10,56) dan jumlan anakan produktif terendah pada tanpa pemberian pupuk SP-36 (9,14).
Panjang Malai, Jumlah Biji Bernas Per Malai, Bobot 1000 Butir, Biomas dan Produksi/ha
Pemupukan fosfat tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang malai (Tabel 2). Jumlah bulir per malai, terlihat bahwa pemberian dosis pupuk fosfat memberikan perbedaan yang nyata terhadap jumlah bulir bernas per malai. Jumlah bulir bernas per malai terbanyak diperoleh pada pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 50 kg/ha (52,36) dan terendah adalah tanpa pemberian pupuk fosfor (49,65).
Tabel 2. Panjang Malai, Jumlah Bulir Bernas Per Malai, Bobot 1000 Butir, Biomas dan Produksi Per Ha, Desa Rawang Pasar-V, Kabupaten Asahan.
Perlakuan (kg SP-36/ha) Panjang malai (cm) Jumlah bulir bernas per malai Bobot 1000 butir (g) Biomas (g) Produksi/ha (kg)
Po = 0 23,20 a 49,60 a 27,15 a 139,64 a 5,70 a
P1 = 25 24,50 a 51,10 a 27,30 a 142,20 a 6,40 b
P2 = 50 24,60 a 52,30 b 27,30 a 142,70 a 6,40 b
P3 = 75 24,40 a 50,80 a 27,90 a 141,30 a 6,70 b
P4 = 100 24,30 a 51,40 a 27,80 a 141,40 a 6,35 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf dengan uji DMRT 5%
Pemberian pupuk fosfat tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap bobot 1000 butir. Biomas, terlihat bahwa tingkat dosis pupuk SP-36 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot biomas. Bobot biomas berkisar antara 139,64 g - 141,72 g.
Pemberian pupuk fosfat menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap hasil/ha. Produksi tertinggi diperoleh pada pemupukan SP-36 dengan dosis 75 kg/ha (6,72 t/ha) dan yang terendah adalah tanpa pemberian pupuk SP-36 (5,76 t/ha). Anjuran pemberian pupuk SP-36 untuk lahan sawah berstatus P rendah, sedang dan tinggi masing-masing sebanyak 100 kg, 75 kg dan 50 kg SP-36/ha (Sofyan, 2000).
KESIMPULAN
1. Pemberian pupuk SP-36 75 kg/ha memberikan hasil tertinggi yaitu 6,72 t/ha.
2. Rekomendasi pemupukan fosfat (SP-36) untuk Desa Rawang Pasar-V, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan adalah 75 kg SP-36/ha.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2001. Luas lahan sawah di Kabupaten Asahan. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Medan 2001.
Hanson, R.G. 1994. Soil testing for efficient fertilizer in regional research and development. A Part of Project Pre-Appraisal.
Setyorini, D., A. Kasno, I.G.M. Subiksa, D. Nursyamsi, Sulaeman dan J. Sri Adiningsih. 1995. Evaluasi status P dan K lahan sawah intensifikasi sebagai dasar penyusunan rekomendasi pemupukan P dan K di Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Pembahasan Paket Teknologi Hasil Penelitian ARMP-I, Cisarua.
Sofyan, A. dan J. Suryono. 2002. Petunjuk teknis pembuatan peta status P dan K lahan sawah skala 1:50.000. Puslitbangtanak Bogor, Litbang Pertanian.
Stell, R.G. and J.H. Torrie. 1980. Principles and procedures of statistica, Secon Edition.Mc Graw-Hill Book Company.
Tim Uji Tanah. 1999. Laporan Kegiatan Pemantapan Program Uji Tanah dan Analisis Tanaman di BPTP. Kerjasama Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat dengan ARMP-II. Badan Litbang Pertanian, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar